Home / Tips & Ilmu Jualan / Cara Menghitung Laba Warung Kopi Skala Kecil

Cara Menghitung Laba Warung Kopi Skala Kecil

Cara Menghitung Laba Warung Kopi Skala Kecil

UMKMTangerang.com – Memiliki warung kopi skala kecil bisa menjadi ladang cuan yang menjanjikan—asal Anda tahu cara menghitung labanya secara benar. Banyak pelaku UMKM terjebak dalam euforia penjualan, tapi tidak sadar bahwa usaha mereka ternyata belum untung. Karena itu, memahami cara menghitung laba warung kopi skala kecil adalah langkah wajib sebelum Anda benar-benar “terjun bebas” ke dunia bisnis kopi.

Mungkin Anda berpikir, “Ah, saya jualan 50 gelas per hari kok. Pasti untung.” Tapi apakah Anda sudah menghitung biaya operasional warung kopi, harga pokok penjualan, dan margin keuntungan bersih? Jangan sampai warung ramai tapi keuangan sekarat hanya karena Anda tidak pernah mencatat pemasukan dan pengeluaran dengan benar.

Artikel ini akan memandu Anda menyusun sistem keuangan sederhana yang cocok untuk skala warung kopi kecil. Anda akan belajar cara menghitung modal, menentukan harga jual ideal, dan mengukur laba bersih dengan contoh simulasi yang mudah dipahami.

Yuk, kita bongkar tuntas bagaimana menghitung keuntungan bisnis kopi agar Anda bisa tidur nyenyak tanpa harus memantau kas harian secara berlebihan!

Identifikasi Jenis Biaya dalam Warung Kopi

Sebelum bisa menghitung laba, Anda harus tahu dulu semua jenis pengeluaran yang ada di warung kopi. Biaya ini terbagi ke dalam dua kelompok besar:

  1. Biaya Tetap (Fixed Cost):
    Biaya yang tidak berubah walaupun jumlah penjualan naik-turun. Contohnya:

  • Sewa tempat

  • Gaji karyawan tetap

  • Listrik dan Wi-Fi

  • Penyusutan peralatan

  1. Biaya Variabel (Variable Cost):
    Biaya yang berubah sesuai jumlah produksi. Contohnya:

  • Biji kopi

  • Gula, susu, es batu

  • Cup dan tutup

  • Air mineral

Cara Menghitung Laba Warung Kopi Skala Kecil

Contoh:
Jika Anda menyewa tempat Rp1.000.000 per bulan dan gaji karyawan Rp1.500.000, maka total biaya tetap = Rp2.500.000.
Jika bahan baku 1 gelas kopi = Rp3.000 dan Anda menjual 1.000 gelas sebulan, maka biaya variabel = Rp3.000.000.

Rumus Dasar Menghitung Laba Warung Kopi

Setelah Anda mengetahui semua jenis pengeluaran, saatnya menghitung laba. Berikut ini adalah rumus sederhana untuk menghitung laba bersih:

Laba Bersih = Total Pendapatan – (Biaya Tetap + Biaya Variabel)

Contoh:

  • Penjualan kopi: 1.000 gelas x Rp10.000 = Rp10.000.000

  • Biaya Tetap: Rp2.500.000

  • Biaya Variabel: Rp3.000.000
    Laba Bersih = Rp10.000.000 – (Rp2.500.000 + Rp3.000.000) = Rp4.500.000

Dengan simulasi ini, berarti setiap bulan Anda bisa mendapatkan laba bersih Rp4,5 juta. Tapi apakah itu sudah cukup?

Tentukan Harga Jual Ideal Berdasarkan Margin

Harga jual kopi tidak bisa sembarangan. Anda harus menentukan berdasarkan margin keuntungan yang sehat dan kompetitif. Umumnya, margin usaha makanan-minuman UMKM idealnya berkisar 30%–50% dari total biaya.

Misal biaya produksi per gelas kopi adalah Rp3.000, maka harga jual ideal:

  • Margin 30% → Harga jual = Rp3.000 + (30% x Rp3.000) = Rp3.900

  • Margin 50% → Harga jual = Rp3.000 + (50% x Rp3.000) = Rp4.500

Tapi, jika Anda ingin menghasilkan untung lebih besar dan produk Anda punya nilai lebih (misalnya kemasan menarik, kopi arabika, lokasi strategis), Anda bisa menjual di kisaran Rp8.000 – Rp12.000.

Hindari perang harga yang merugikan. Fokus pada keunikan dan pelayanan agar pelanggan tetap mau membayar lebih.

Gunakan Analisis Break Even Point (BEP)

Selain laba, Anda perlu tahu kapan usaha mulai balik modal—itulah fungsi dari analisis Break Even Point (BEP).

Rumus BEP (dalam unit) = Biaya Tetap ÷ (Harga Jual – Biaya Variabel)

Contoh:

  • Biaya Tetap = Rp2.500.000

  • Harga Jual per gelas = Rp10.000

  • Biaya Variabel per gelas = Rp3.000
    BEP = 2.500.000 ÷ (10.000 – 3.000) = 357 gelas

Artinya, jika Anda menjual 357 gelas kopi dalam sebulan, maka usaha Anda tidak rugi, tidak untung. Jika bisa menjual lebih dari angka itu, Anda sudah mulai menghasilkan laba bersih.

BEP juga bisa membantu Anda menentukan target penjualan harian agar tetap cuan.

Pantau dan Catat Pemasukan Harian Secara Disiplin

Laba usaha kopi kecil sangat bergantung pada kedisiplinan pencatatan keuangan. Banyak pelaku UMKM mengabaikan ini karena merasa “uangnya kelihatan” di laci kasir. Padahal, tanpa pencatatan, Anda tidak bisa tahu sebenarnya apakah usaha benar-benar untung atau tidak.

Gunakan aplikasi keuangan sederhana seperti:

  • Google Sheets

  • Buku Warung

  • Moka POS

  • Majoo
    Atau bahkan tulis manual di buku catatan harian.

Catat semua transaksi masuk dan keluar. Mulai dari pembelian susu, hingga biaya parkir karyawan. Jangan anggap enteng pengeluaran kecil, karena akumulasi bisa besar.

Lakukan rekap setiap minggu dan review bulanan. Bandingkan dengan target penjualan dan evaluasi jika ada penurunan pendapatan.

Lakukan Simulasi Target Keuntungan dan Perkembangannya

Terakhir, buat proyeksi target laba selama 3–6 bulan ke depan. Ini akan membantu Anda mengambil keputusan strategis. Berikut contoh tabel sederhana:

Bulan Target Penjualan Estimasi Laba Bersih
1 600 gelas Rp2.000.000
2 800 gelas Rp3.500.000
3 1.000 gelas Rp5.000.000

Dengan target yang jelas, Anda bisa menyusun promosi, menambah jam buka, atau memperluas layanan (misalnya lewat GoFood).

Semakin rutin Anda melakukan simulasi, semakin kuat Anda dalam mengendalikan arah usaha warung kopi Anda.

Kesimpulan: Warung Kopi Kecil Bisa Cuan, Asal Tahu Cara Hitungnya

Jangan hanya bangga karena warung ramai. Pastikan Anda tahu ke mana aliran uang pergi dan berapa keuntungan bersihnya.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *