Setiap pelaku usaha pasti ingin mengetahui kapan usaha yang dijalankan mulai memberikan keuntungan. Dalam dunia UMKM, menghitung BEP produk menjadi langkah penting untuk mengevaluasi kinerja bisnis. Melalui perhitungan yang tepat, pelaku usaha dapat menentukan batas aman dari jumlah produksi dan penjualan yang perlu dicapai agar tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu, pemahaman mengenai konsep break even point sangat penting dimiliki oleh setiap pengusaha skala mikro dan kecil.
Tidak hanya itu, BEP produk juga berperan besar dalam pengambilan keputusan. Ketika pelaku UMKM memahami titik impas usahanya, maka ia dapat menentukan strategi harga jual, volume produksi, hingga efisiensi biaya. Dengan begitu, strategi pemasaran pun menjadi lebih tepat sasaran. Jika dikelola secara konsisten, potensi usaha untuk berkembang dan bersaing akan meningkat secara signifikan.
Menariknya, menghitung BEP produk tidak memerlukan peralatan canggih atau software mahal. Pelaku UMKM cukup memahami komponen biaya tetap, biaya variabel, dan harga jual. Rumusnya pun mudah diaplikasikan, bahkan oleh pengusaha pemula sekalipun. Asalkan semua data usaha dicatat dengan rapi dan konsisten, perhitungan BEP akan berjalan lancar dan memberikan hasil yang valid.
Namun, banyak UMKM yang mengabaikan pentingnya analisis keuangan seperti ini. Padahal, dengan perhitungan sederhana sekalipun, pelaku usaha bisa mengetahui batas minimum penjualan untuk tidak mengalami kerugian. Oleh sebab itu, artikel ini akan mengulas langkah-langkah praktis dalam menghitung BEP produk, lengkap dengan penjelasan dan contoh aplikatif untuk diterapkan dalam bisnis UMKM.
Artikel ini juga akan membahas berbagai aspek yang berkaitan langsung dengan perhitungan BEP, seperti jenis biaya usaha, volume penjualan minimum, efisiensi produksi, dan strategi penetapan harga. Simak pembahasan lengkapnya berikut ini:
Pengertian BEP Produk UMKM
Dalam konteks usaha kecil, BEP produk berarti titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya. Artinya, bisnis tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Perhitungan ini menjadi sangat penting karena membantu pelaku UMKM memahami berapa unit produk yang harus dijual agar modal usaha dapat tertutup sepenuhnya.
Sebagai contoh, jika sebuah usaha rumahan memproduksi makanan ringan, maka pelaku usaha wajib tahu berapa banyak produk yang harus dijual agar semua biaya produksi dan operasional tertutup. Jika volume penjualan masih di bawah titik impas, maka bisnis masih merugi. Sebaliknya, jika penjualan sudah melewati BEP, maka usaha mulai menghasilkan keuntungan bersih.
Biasanya, penghitungan BEP UMKM tidak memerlukan software akuntansi canggih. Cukup gunakan catatan sederhana untuk mencatat total biaya tetap dan biaya variabel per unit. Dengan informasi tersebut, pelaku usaha dapat menerapkan rumus BEP dasar untuk mengetahui titik impas dalam satuan unit maupun nominal penjualan.
Komponen Biaya dalam Perhitungan BEP
Agar hasil perhitungan BEP produk menjadi akurat, pelaku UMKM wajib memahami dua jenis biaya utama, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Keduanya harus dicatat dengan jelas, karena menjadi bagian penting dalam rumus BEP.
Biaya tetap merupakan pengeluaran yang jumlahnya tidak berubah meskipun volume produksi berubah. Contohnya adalah sewa tempat usaha, gaji pegawai tetap, atau penyusutan alat produksi. Sementara itu, biaya variabel berubah sesuai dengan jumlah produk yang dibuat. Biaya ini meliputi bahan baku, ongkos produksi, dan kemasan.
Contoh sederhananya, jika sebuah UMKM memproduksi keripik pisang, maka biaya tetap bisa berupa sewa rumah produksi dan gaji karyawan. Biaya variabel mencakup harga pisang, minyak goreng, kemasan, dan label. Semua biaya ini akan mempengaruhi nilai BEP secara langsung.
Penting bagi pelaku UMKM untuk melakukan pencatatan biaya secara teratur. Dengan begitu, mereka bisa memperbarui data BEP setiap bulan atau setiap kali ada perubahan harga bahan baku atau biaya produksi lainnya.
Rumus BEP Produk yang Wajib Diketahui UMKM
Untuk menghitung BEP produk, pelaku UMKM bisa menggunakan rumus berikut:
BEP (unit) = Total Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)
Contohnya, sebuah usaha menjual satu produk dengan harga Rp20.000. Biaya variabel per unit adalah Rp8.000, dan biaya tetap bulanan sebesar Rp2.400.000. Maka:
BEP = Rp2.400.000 / (Rp20.000 – Rp8.000) = 200 unit
Artinya, pelaku usaha harus menjual minimal 200 unit per bulan agar tidak rugi. Jika ingin menghitung BEP dalam bentuk nilai penjualan:
BEP (rupiah) = BEP (unit) x Harga Jual per Unit
Dengan contoh di atas, maka BEP rupiah = 200 x Rp20.000 = Rp4.000.000. Ini berarti bisnis baru mencapai titik impas jika berhasil menjual produk senilai empat juta rupiah dalam sebulan.
Strategi UMKM untuk Menekan Titik BEP
Agar bisa mencapai keuntungan lebih cepat, pelaku UMKM perlu strategi dalam menekan nilai BEP produk. Beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu:
-
Meningkatkan harga jual produk, tentunya dengan menyesuaikan kualitas dan daya beli pasar.
-
Menurunkan biaya variabel, misalnya dengan mencari pemasok bahan baku yang lebih murah namun tetap berkualitas.
-
Mengurangi biaya tetap, seperti memilih lokasi usaha dengan sewa lebih murah atau menggunakan peralatan multifungsi.
Dengan penerapan strategi ini, titik impas akan lebih cepat tercapai. Pelaku UMKM tidak perlu menjual terlalu banyak produk untuk menutup modal. Selain itu, margin keuntungan menjadi lebih tinggi dan aliran kas bisnis lebih sehat.
Pengusaha juga disarankan untuk melakukan evaluasi BEP setiap triwulan. Hal ini berguna agar strategi keuangan tetap sesuai dengan kondisi pasar dan biaya produksi terbaru.
Kesalahan Umum dalam Menghitung BEP Produk
Banyak UMKM yang keliru dalam menentukan BEP produk karena mengabaikan beberapa aspek penting. Misalnya, tidak mencantumkan semua biaya tetap, atau salah memperkirakan biaya variabel per unit. Kesalahan lainnya termasuk menggunakan harga jual yang tidak realistis.
Terkadang, pelaku usaha juga lupa memasukkan biaya distribusi atau promosi sebagai bagian dari biaya operasional. Padahal, biaya-biaya tersebut seharusnya diperhitungkan dalam penentuan harga pokok penjualan dan titik impas.
Agar kesalahan tersebut tidak terjadi, pelaku UMKM sebaiknya mempelajari akuntansi dasar atau mengikuti pelatihan manajemen keuangan. Dengan begitu, pemahaman terhadap BEP akan lebih kuat dan berdampak positif terhadap kelangsungan bisnis.
Kesimpulan
Menghitung BEP produk secara tepat membantu pelaku UMKM dalam merencanakan strategi bisnis yang sehat dan berkelanjutan. Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat, silakan bagikan, beri komentar, dan sukai agar semakin banyak UMKM yang tercerahkan.