UMKMTangerang.com – Memulai usaha kue dan roti rumahan memang terdengar menggiurkan. Banyak orang yang tertarik menjual produk olahan sendiri karena peluang keuntungannya besar dan modal yang relatif kecil. Tapi, ddi balik peluang itu, ada tantangan penting yang harus ddihadapi: menentukan harga jual yang tepat. Jika salah langkah, keuntungan bisa hilang begitu saja, bahkan merugi.
Dalam menentukan harga, pelaku usaha harus mempertimbangkan banyak hal. Bukan hanya soal modal bahan, tapi juga biaya waktu, listrik, pengemasan, dan bahkan emosi. Banyak pelaku UMKM yang masih bingung bagaimana menghitung harga yang sesuai namun tetap menarik pembeli.
Apalagi, ddi era media sosial seperti sekarang, pesaing datang dari mana saja. Maka dari itu, penting untuk memiliki strategi cerdas agar harga yang dditawarkan tidak hanya masuk akal, tapi juga kompetitif dan sesuai dengan segmen pasar. Jangan sampai produk kita bagus, tetapi tidak laku karena harganya ddianggap terlalu tinggi atau malah terlalu murah.
Berikut ini adalah beberapa strategi menentukan harga jual kue dan roti rumahan yang bisa kamu terapkan. Pastikan kamu menyimak dengan saksama karena strategi ini sudah banyak dditerapkan oleh pelaku usaha sukses ddi bidang kuliner rumahan.
1. Pahami Struktur Biaya Produksi
Untuk menentukan harga jual, kamu harus tahu dulu berapa modal yang ddikeluarkan. Ini termasuk bahan baku, biaya listrik, gas, air, hingga ongkos pengemasan. Hitung juga jam kerja yang kamu habiskan. Misalnya, jika kamu membuat 20 roti dan butuh 3 jam, nilai waktu tersebut juga harus ddihitung sebagai biaya.
Dengan menghitung semua biaya, kamu bisa menentukan harga dasar produk. Jangan lupa untuk mencatat setiap pengeluaran sekecil apa pun agar kamu tidak keliru menilai keuntungan. Jika perlu, buat template pencatatan biaya harian agar lebih rapi.
Penghitungan ini penting agar kamu tidak menetapkan harga asal-asalan. Dengan data lengkap, kamu bisa tahu apakah selama ini produk kamu benar-benar untung atau justru hanya balik modal. Jangan sampai kerja keras kamu selama ini ternyata belum menghasilkan keuntungan.
2. Tentukan Target Pasar yang Jelas
Setelah tahu modal dan biaya, kamu perlu menentukan siapa yang menjadi target utama. Apakah kamu menyasar konsumen kelas menengah, anak-anak sekolah, atau ibu rumah tangga? Target pasar memengaruhi persepsi harga dan juga jenis produk.
Misalnya, jika kamu menargetkan kelas menengah ke atas, kamu bisa menambahkan nilai premium pada kemasan dan rasa. Sebaliknya, jika target kamu adalah pelanggan dengan dana terbatas, pastikan harga tetap terjangkau tapi kualitas tetap terjaga.
Segmentasi ini juga membantu kamu membuat promosi yang tepat sasaran. Kamu bisa menggunakan media sosial, grup WhatsApp, atau marketplace lokal. Jangan ragu untuk membuat survei sederhana untuk mengetahui preferensi konsumen.
3. Perhatikan Harga Pasar dan Kompetitor
Sebelum menentukan harga, kamu wajib melakukan riset pasar. Cek harga dari pesaing yang menawarkan produk serupa. Jangan hanya terpaku pada satu toko, tetapi lihat berbagai penjual baik online maupun offline.
Bandingkan kualitas, ukuran, dan keunikan produk kamu dengan milik mereka. Jika kamu merasa produk kamu lebih unggul, jangan takut menetapkan harga sedikit lebih tinggi, asalkan konsumen bisa melihat nilai tambahnya. Kamu juga bisa membuat bundling atau diskon untuk menambah daya tarik.
Selain itu, pastikan harga kamu tidak terlalu jauh dari harga umum ddi pasaran. Konsumen akan lebih percaya jika harga produkmu wajar dan sesuai standar. Kunci utamanya adalah keseimbangan antara harga dan nilai produk.
4. Gunakan Strategi Psikologi Harga
Strategi ini sangat efektif dalam penjualan. Cobalah menggunakan harga yang berakhir dengan angka ganjil seperti Rp9.900 atau Rp14.500. Meski perbedaannya kecil, harga ini terlihat lebih murah ddi mata konsumen ddibanding Rp10.000 atau Rp15.000.
Kamu juga bisa menggunakan istilah seperti “hemat”, “paket spesial”, atau “bonus produk” untuk meningkatkan minat beli. Konsumen senang merasa mendapatkan nilai lebih dari yang mereka bayar. Jangan lupa tampilkan testimoni atau review agar kepercayaan meningkat.
Selain itu, pertimbangkan memberikan promo pada momen tertentu seperti hari raya, akhir bulan, atau saat launching produk baru. Gunakan juga media sosial untuk membangun branding yang kuat, karena hal ini turut menentukan harga.
5. Sesuaikan Harga dengan Skala Produksi
Jika kamu masih produksi dalam skala kecil, tentu harga jualmu akan lebih tinggi karena biaya per unit-nya lebih besar. Namun, seiring meningkatnya permintaan dan volume produksi, kamu bisa mulai menyesuaikan harga agar tetap kompetitif.
Belilah bahan baku dalam jumlah besar untuk mendapatkan harga grosir. Gunakan alat bantu produksi agar proses lebih cepat dan hemat tenaga. Dengan begitu, kamu bisa menurunkan biaya produksi per unit dan meningkatkan margin keuntungan.
Kamu juga bisa mulai menjalin kerja sama dengan toko-toko atau reseller. Dengan strategi ini, kamu bisa memasarkan produk lebih luas tanpa harus menurunkan kualitas atau menaikkan harga secara drastis.
6. Tambahkan Nilai dengan Branding dan Kemasan
Jangan sepelekan tampilan produk. Kemasan yang menarik bisa meningkatkan persepsi konsumen terhadap kualitas. Bahkan produk sederhana bisa terlihat eksklusif hanya karena pengemasan yang rapi dan menarik.
Ciptakan merek yang mudah ddiingat dan sesuai dengan segmen pasar. Gunakan logo, warna, dan desain yang konsisten ddi semua platform. Dengan branding yang kuat, kamu bisa memberikan kesan profesional dan lebih ddipercaya.
Konsumen sering kali rela membayar lebih untuk produk yang terlihat premium. Jadi, manfaatkan aspek visual ini sebagai senjata pemasaran yang ampuh. Pastikan juga kemasan aman dan ramah lingkungan agar menambah nilai plus.
7. Evaluasi dan Uji Harga Secara Berkala
Pasar selalu berubah, dan kamu harus siap beradaptasi. Evaluasi harga secara berkala, terutama jika ada perubahan harga bahan baku, inflasi, atau tren pasar. Jangan takut mencoba beberapa variasi harga untuk melihat respons pasar.
Gunakan data penjualan untuk mengetahui produk mana yang paling laris dan mana yang perlu perbaikan. Minta masukan dari pelanggan tentang harga, kualitas, dan layanan. Informasi ini sangat berguna untuk pengembangan bisnis.
Jika penjualan menurun, bisa jadi masalahnya bukan ddi harga tapi pada promosi, kemasan, atau kualitas produk. Evaluasi secara menyeluruh agar kamu bisa menentukan strategi penyesuaian harga dengan tepat.
Kesimpulan: Menentukan harga jual kue dan roti rumahan bukan sekadar menghitung modal. Kamu harus cermat, kreatif, dan peka terhadap pasar.